Penerjemahan adalah penafsiran makna kebahasaan suatu teksĀ  bahasa sumber untuk menghasilkan padanan teks dalam bahasa sasaran yang menyampaikan pesan serupa. Menurut Oxford, penerjemahan adalah penyampaian pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan menggunakan teks yang padanannya.

Apabila penerjemahan pasti mendahului penulisan, maka penerjemahan hanya dilakukan setelah munculnya tulisan (sastra). Salah satu terjemahan paling awal yang ditemukan adalah terjemahan yang dibuat pada tahun 2000 SM dari kisah legendaris Gilgamesh, dari bahasa Sumeria hingga Dalacan’t lie, hingga inti bahasa-bahasa Asia Barat.

Penerjemah dapat disebut sebagai penerjemah saat menerjemahkan. Penerjemah harus mempertimbangkan sejumlah batasan, termasuk konteks, aturan tata bahasa, konvensi penulisan, dan ekspresi idiomatik, serta faktor lain di antara kedua bahasa tersebut. Penerjemah selalu menghadapi risiko secara tidak sengaja memasukkan gaya dan idiom dari bahasa sumber ke dalam bahasa target. (Baca Juga : Penelitian penerjemah bahasa)

Di sisi lain, intrusi gaya linguistik dan idiom dapat memperkaya bahasa sasaran melalui kemunculan kata serapan. Dengan cara ini, penerjemah tersumpah berpartisipasi secara bermakna dalam  pembentukan dan perkembangan bahasa.

Karena tingginya permintaan akan dokumen bisnis akibat revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, penerjemahan berkembang menjadi aktivitas formal dan terspesialisasi, yang mengarah pada munculnya sekolah  dan asosiasi khusus.

Secara tradisional, penerjemahan merupakan aktivitas yang dilakukan secara manual oleh manusia. Karena sulitnya penerjemahan, sejak tahun 1940-an, para insinyur mulai mengembangkan teknologi untuk penerjemahan otomatis ([terjemahan mesin]) atau teknologi yang membantu manusia menerjemahkan ([terjemahan bantuan komputer]).

Mungkin kesalahpahaman utama tentang penerjemahan adalah adanya gagasan tentang  hubungan  sederhana “kata-ke-kata” antara dua bahasa, yang  pada gilirannya mengarah pada pandangan bahwa penerjemahan adalah proses mekanis yang sederhana. Faktanya, perbedaan sejarah antarbahasa seringkali menimbulkan perbedaan ekspresi kedua bahasa sehingga tidak mungkin tersampaikan pesan antarbahasa dengan sempurna.

Ilmu penerjemahan merupakan ilmu yang mempelajari secara sistematis teori dan praktik penerjemahan.

Jenis terjemahan

Ragam terjemahannya berbeda-beda tergantung aspek yang dilihat. Berdasarkan aspek kebahasaan, Jacobson membagi terjemahannya menjadi tiga, yaitu:

  1. Terjemahan bahasa lokal: menerjemahkan dari satu bahasa ucapan ke bahasa lain dalam bahasa yang sama.
  2. Terjemahan bilingual: proses perpindahan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain.
  3. Menerjemahkan simbol: proses perubahan bahasa dari verbal ke 

Sedangkan  dari segi tujuan, Brislin membagi penerjemahannya menjadi empat, yaitu:

  1. Terjemahan pragmatis: Proses penerjemahan bahasa menekankan pada keakuratan pesan atau informasi.
  2. Terjemahan puisi estetika: suatu proses alih bahasa yang mengutamakan konsep estetis bahasa sumber yaitu perasaan, keinginan, dan sentimen.
  3. Terjemahan etnografi: Proses alih bahasa mengutamakan konteks budaya.
  4. Terjemahan bahasa: Proses transfer bahasa mengutamakan padanan semantik dan gramatikal bahasa sumber  dalam bahasa sasaran.

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Jasa Penerjemah Tersumpah