Kasus pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri banyak dilaporkan di seluruh dunia sebelum pandemi Covid-19. Infeksi ini umum terjadi pada anak usia sekolah.
Staf Departemen Pulmonologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- RS Mangunkusumo Nastiti Kaswandani saat konferensi pers bertajuk “Waspada Ancaman Mycoplasma Pneumonia” di Jakarta, Jumat (12/1)/ 2023), penularan Mycoplasma pneumoniae dilaporkan.
Salah satu penyebab meningkatnya kasus pneumonia di China saat ini bukanlah bakteri jenis baru. Bakteri ini merupakan salah satu penyebab umum pneumonia pada anak. Di Indonesia, pneumonia Mycoplasma pada anak belum teramati. Namun bukan berarti ini penyakit baru. Pernyataan dari sudut pandang surveilans untuk jenis bakteri ini berbeda-beda. Diagnosisnya juga sulit. Apalagi kita (Indonesia) belum banyak fasilitas untuk mendeteksi mikoplasma,” ujarnya.
Di Indonesia, pneumonia Mycoplasma tidak ditemukan pada anak-anak. Namun, bukan berarti ini merupakan penyakit baru.
Nastiti berpendapat penularan pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae bersifat spesifik dibandingkan patogen penyebab pneumonia lain pada anak. Meskipun pneumonia seringkali menjadi penyebab utama kematian pada anak di bawah 5 tahun, pneumonia Mycoplasma lebih sering terjadi pada anak usia sekolah.
Menurut berbagai laporan, penyebab utama kematian akibat pneumonia pada balita adalah bakteri Streptococcus pneumoniae. Pria menggendong anak saat meninggalkan rumah sakit anak di Beijing, Jumat (24 November 2023).
Pihak berwenang Tiongkok mengatakan mereka belum mendeteksi adanya penyakit yang tidak biasa atau baru terkait dengan peningkatan penyakit pernapasan di Tiongkok, terutama pada anak-anak.
Sementara itu, mengacu pada penelitian yang dilakukan di Chengdu, Tiongkok, pada tahun 2014 hingga 2020, kasus penularan pneumonia Mycoplasma pneumoniae lebih sering diamati pada anak usia prasekolah, anak sekolah (32,9%) dan anak prasekolah (33,9%).
Tingkat penularan lebih rendah pada balita dan bayi.
Oleh karena itu, kata Nastiti, tingkat keparahan penularan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma tidak tinggi. Namun kita harus selalu waspada karena seringkali penularan pneumonia pada anak tidak disebabkan oleh satu patogen saja.
Beberapa kasus pneumonia pada anak-anak terjadi bersamaan dengan beberapa patogen, yang bisa berupa virus, bakteri, atau bebas kuman.
Gejala dan tanda klinis yang mungkin timbul akibat penularan pneumonia atipikal yang umumnya disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae antara lain demam, batuk, dan status klinis baik, tanpa dispnea atau hipoksia.
Namun, pneumonia atipikal ini seringkali memiliki gambaran radiografi yang parah meskipun gejala klinisnya tidak parah atau sulit bernapas. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan lebih
mendalam untuk penatalaksanaan yang lebih tepat.
Pencegahan Menurut Nastiti, upaya pencegahan pneumonia secara umum dapat dilakukan melalui pola hidup bersih dan sehat.
Menggunakan masker, menjaga kebersihan rumah, memastikan sirkulasi udara segar dan bersih di sekitar rumah, dan mencuci tangan dengan sabun dan air melindungi dari pneumonia.
Selain itu, semua anak harus segera menyelesaikan vaksinasi, termasuk vaksinasi pneumonia, untuk mencegah penularan penyakit.
Tidak perlu panik berlebihan.
Pola hidup bersih dan sehat tetap penting untuk mencegah berbagai penularan,” ujarnya.
Relevansi dengan Penerjemah: Kesamaan Keterampilan Miniaturisasi: Mycoplasma pneumoniae memiliki kemampuan unik untuk menyusut, memungkinkannya menembus dan tumbuh di tempat yang sulit dijangkau.
Relevansi Bakteri Mycoplasma pneumoniae dan Penerjemah Tersumpah
Dalam konteks ini, penerjemah juga harus mempunyai kemampuan mempersempit, yakni mempunyai pemahaman yang mendalam terhadap konteks bahasa dan budaya. Sebagaimana bakteri ini dapat “melewati” berbagai filter, penerjemah harus mampu mengatasi hambatan bahasa dan budaya untuk menyampaikan pesan secara akurat (Baca Juga : Penerjemah Tersumpah Kemayoran)
Kemampuan beradaptasi: Mycoplasma pneumoniae mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya.
Hal ini mencerminkan pentingnya jasa penerjemah mampu beradaptasi dengan konteks dan situasi yang berbeda. Terkadang mereka harus menyesuaikan gaya terjemahannya agar sesuai dengan tujuan komunikasi dan preferensi audiens.
Cocok untuk Komunikasi Global: Sama seperti Mycoplasma pneumoniae yang dapat menyebar dengan cepat, informasi yang diterjemahkan oleh manusia juga dapat menyebar.
Penting bagi penerjemah untuk memastikan bahwa pesan yang mereka sampaikan tidak hanya akurat secara linguistik tetapi juga konsisten dengan norma budaya dan etika komunikasi global.
Komitmen terhadap akurasi: Bakteri Mycoplasma pneumoniae memerlukan perhatian terhadap detail karena ukurannya yang kecil. Jasa penerjemah tersumpah juga harus berkomitmen terhadap akurasi dan presisi dalam setiap terjemahannya. Sekecil apa pun, detail dapat berdampak signifikan terhadap pemahaman dan interpretasi sebuah pesan.
Kesimpulan: Di dunia yang semakin terhubung secara global, bakteri Mycoplasma pneumoniae menawarkan analogi yang menarik mengenai peran penerjemah. Kemampuan bakteri ini untuk melakukan miniaturisasi dan adaptasi mungkin terkait dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh penerjemah untuk menghadapi tantangan linguistik, budaya, dan kontekstual.
Oleh karena itu, memahami sifat Mycoplasma pneumoniae dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana penerjemah dapat menjadi perantara yang efektif dalam kompleksitas komunikasi global.
0 Comments